APA ITU KECERDASAN?

 

Kecerdasan banyak direduksi maknanya semata sebagai kemampuan berlogika atau capaian akademis. Apa sebenarnya kecerdasan itu?

Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun dan agak tuli, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas yang ditulis oleh gurunya. Kertas tersebut diberikan kepada ibunya. Bunyinya seperti ini:

“Tommy, anak Ibu, sangat bodoh. Kami minta Ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah”

Sang ibu merasa terpukul. Namun, ia bertekad akan mendidik anaknya sendiri. Ia yakin bahwa Tommy bukan anak yang bodoh. Tommy hanya sempat mengenyam pendidikan formal selama 3 bulan, selebihnya, Tommy dididik oleh ibunya.

Saat usianya 12 tahun, Tommy menghidupi dirinya dengan menjual koran, buah apel, dan gula-gula di sebuah jalur kereta api. Siapa kira, 20 tahun kemudian, bocah yang dianggap bodoh oleh gurunya ini menemukan lampu pijar listrik pertama. Sangat mengagumkan!

Apakah Anda tahu, siapa bocah yang bernama Tommy tersebut?

Ya, dialah Thomas Alva Edison, penemu lampu listrik dan pemegang paten atas 1300 lebih penemuan.

Tidak hanya Thomas Alva Edison yang mengalami hal serupa. Einstein, Newton, Stephen Hawking, Beethoven juga pernah dianggap anak yang tidak berbakat. Pertanyaan yang sama juga berlaku, apakah mereka tergolong orang yang cerdas? Jawaban dari pertanyaan tersebut, tergantung cara pandang kita.

Kecerdasan adalah topik yang banyak diperbincangkan dalam keilmuan Psikologi. Beberapa peneliti meyakini bahwa kecerdasan adalah kemampuan tunggal dan bersifat general, sedangkan peneliti yang lain berpendapat sebaliknya, serangkaian kemampuan, keterampilan dan bakat.

Kecerdasan atau intelligence berasal dari bahasa Latin, intelligere yang diturunkan dari inter-legere yang berarti cerdas atau tajam. Bentuk lain adalah intellectus yang berarti lebih teknis, yaitu pemahaman dan merupakan terjemahan dari istilah nous dari bahasa Yunani.

Psikolog Inggris, Charles Spearman, mengemukakan tentang faktor umum atau G Factor. Dengan menggunakan analisis faktor, Spearman menyatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan kognitif general yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka.

Psikolog yang lain, Louis L. Thurstone, menawarkan teori yang berbeda tentang intelegensi. Ia tidak memandang intelegensi sebagai sesuatu yang bersifat tunggal dan general. Thurstone membagi kemampuan mental primer menjadi tujuh, yaitu pemahaman verbal, rasionalisasi, kemampuan persepsi, kemampuan numerik, kelancaran kosa kata, memori asosiatif dan visualisasi spasial.

Ide yang relatif baru adalah kecerdasan majemuk dari Howard Gardner, seorang psikolog kognitif dan co-direktur Project Zero di Universitas Harvard. Menurut Gardner, kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya.

Gardner tidak lagi menekankan pada pengukuran yang berusaha membuat parameter standar, tapi lebih sebagai sesuatu yang unik dan beragam. Ia meyakini bahwa kecerdasan bersifat majemuk, bukan tunggal. Gardner membaginya menjadi delapan, yaitu kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan logika matematik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan musik, dan kecerdasan natural.

Definisi dari berbagai tokoh tersebut menunjukkan adanya pergeseran dari usaha menemukan atau membuat faktor general, sesuatu yang standar untuk semua orang, menjadi sesuatu yang unik bagi setiap orang. Perubahan ini juga menunjukkan pergeseran dari kecerdasan yang dipandang tunggal menjadi majemuk.

Kembali kepada cerita tentang Thomas Alva Edison. Kemampuan yang dimiliki oleh Edison adalah berpikir logis, sistematis, dan melakukan penghitungan, yang semua itu menunjukkan ciri dari kecerdasan logika matematik. Begitu juga dengan Mozart yang menonjol dalam kecerdasan musik, Chaplin dengan kecerdasan kinestetik, Gandi dengan kercerdasan interpersonal, Darwin dengan kercerdasan natural, serta Plato dengan kercerdasan intrapersonal. Masih banyak lagi tokoh lain yang juga punya keunikan dalam kecerdasan masing-masing.

Selain tokoh dewasa yang sudah kita kenal, beberapa tokoh anak-anak juga terlihat menonjol pada jenis kecerdasan tertentu. Ambil contoh saja Mickey Mouse dengan kecerdasan musiknya, Thomas yang pandai mengenali tempat dan arah, Mumble Si Happy Feet yang suka menari, Detektif Conan yang pandai memecahkan kasus, Tarzan yang menjiwai kehidupan alam, Spoongebob yang begitu peduli dengan teman, Batman yang suka menyendiri dan berpikir mendalam, serta Master Sifu dalam Kungfu Panda yang begitu piawai bermain kata-kata.

Seperti halnya para tokoh, sebagai manusia, setiap anak pun istimewa. Setiap anak mempunyai komposisi kecerdasan majemuk yang unik. Apa kecerdasan majemuk anak anda?

 

Sumber :[http://blog.temantakita.com/apa-itu-kecerdasan/]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *