SEGENGGAM SABAR & TANGKI CINTA SANG IBU

dakwatuna.com – Rasulullah SAW bersabda kepada Asyaj Abul Qais, “Sesungguhnya pada dirimu ada dua ifat yang disukai Allah, yaitu KESABARAN dan KETABAHAN” (HR. Imam Muslim)

Menjadi ibu adalah amanah yang luar biasa…tak mudah untuk mengeja setiap peran yang harus dilakoni.. Madrasatul aulad… ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya sehingga menjadi seorang ibu memang membutuhkan banyak hal yang perlu dipelajari. Apalagi bagi para ibu baru yang masih terbata mengeja setiap peran barunya tersebut.

Rasanya belumlah cukup tempaan bagi seorang calon ibu saat janin itu hadir. Kepayahan yang dirasakan selama mengandung. Keadaan lemah dan bertambah lemah ditambah dengan perjuangan hebat ketika melahirkan ternyata masih terus berlanjut setelah sang buah hati lahir. Seiring dengan tumbuh kembang sang buah hati, ibu pun dihadapkan dengan berbagai hal baru dalam kehidupannya. Terkadang ia harus mendapati kerewelan-kerewelan, pembangkangan, keinginan-keinginan dan sebagainya.  Padahal bisa jadi semua itu berada di saat yang sama dengan rasa lelah yang teramat sangat setelah bergelut dengan berbagai aktivitasnya.

Bersabarlah!!

Kata itu yang kemudian menjadi salah satu solusi konkret untuk menjalani semua. Sabar bukan berarti pasrah begitu saja tanpa ada ikhtiar optimal yang dilakukan. Sabar ibarat dua sisi mata uang di mana sebuah sikap menahan diri di satu sisi dan sikap aktif di sisi yang lain. Misalnya ketika menghadapi sikap anak yang susah diatur atau diarahkan, sikap pasrah dan membiarkan anak mengikuti kata keinginannya tentu bukan termasuk kepada sikap sabar. Akan tetapi, menghadapinya dengan tenang, bijak, menahan diri untuk tidak marah yang meledak-ledak sambil mencari solusi yang efektif dan positif Dengan pendekatan, kelembutan, komunikasi yang efektif, sehingga akhirnya masalahpun terselesaikan itulah pengertian sikap sabar yang dimaksudkan.

Dengan kesabaranlah ibu tidak akan mudah berkata dengan nada tinggi, apalagi diikuti oleh tindakan-tindakan yang negatif seperti mencubit, menjambak, memukul dan lain-lain yang tentu merusak mental dan tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun psikis.

Kesabaran ini akan muncul jika seorang ibu memiliki kebeningan hati dan tangki cinta yang penuh. Kebeningan hati bisa dimiliki dengan cara senantiasa memenuhi hak ruhiyah (rohani) seorang ibu. Ada beberapa hal yang bias dilakukan untuk memberikan suplai energi bagi ruhiyah seorang ibu di antaranya adalah sebagai berikut :

  1. Menghidupkan malam dengan qiyamul lail.
  2. Menjalin persahabatan dengan Al-Quran
  3. Berpuasa
  4. Bersama orang-orang shalih
  5. Menghadiri majelis-majelis ilmu

Sedangkan berbicara dengan tangki cinta sang ibu ini akan berkitan dengan orang-orang yang berada di sekitar sang ibu. Seorang suami perlu terus belajar untuk memberikan kenyamanan dan ketenangan hati istrinya yang kini menjadi seorang ibu dengan segala tugas dan perannya. Sampaikanlah cinta dengan bahasa yang dimengerti istri sehingga tangki cinta itu terisi dan tidak bocor. Berikanlah perhatian dan pengertian yang akan menuangkan aliran cinta pada tangki cinta ibu. Begitupun dengan dukungan dan energi positif dari orang-orang yang berada di sekitar ibu : keluarga, sahabat, rekan kerja akan membantu ibu tugas-tugas keibuan. Berikanlah dukungan-dukungan yang membuat tangki cinta itu penuh seperti waktu berkualitas, memberi hadiah atau sebuah tepukan di pundak maka akan penuhlah tangki cintanya. Jika tangki cinta itu penuh maka ibu akan lebih bias bersabar, lebih tenang dan menjadi semakin produktif dalam mendidik putra-putrinya. Insya Allah..

Save Mom’s Hearth…

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *