PRINSIP-PRINSIP KECERDASAN MAJEMUK

 

Kecerdasan majemuk bukan sekedar beragam jenis kecerdasan. Ada 6 prinsip kecerdasan majemuk yang mengubah cara pandang kita terhadap kecerdasan. 

 

Pengertian Spearman membentuk pengertian kita mengenai kecerdasan sampai saat ini. Spearman menyatakan pengertian kecerdasan sebagai kemampuan kognitif general yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Akibatnya, diciptakan tes standar untuk mengukur IQ dan mengukur luaran belajar melalui tes prestasi kognitif akademis.

 

Karena kerja keras Howard Gardner, paradigma kita dalam memahami kecerdasan mulai bergeser. Representasi dari pergeseran tersebut adalah berubahnya pertanyaan dari “Secerdas apa kamu?” menjadi “Bagaimana kamu menjadi cerdas?” Inilah efek dari perkembangan kecerdasan majemuk.

 

Gardner memang bukan satu-satunya orang yang berbicara, bahwa kecerdasan tidak bersifat tunggal. Sebut saja Robert Stenberg dengan konsep Triarchic Theory of Intelligence atau Daniel Goleman dengan Emotional Intelligence. Selain itu, Daniel Pink dan Tony Wagner berargumen bahwa kesuksesan di dunia nyata tidak hanya ditentukan oleh kemampuan yang diukur dengan cara tunggal. Namun demikian, Howard Gardner-lah yang menyatakan konsepnya sebagai multiple intelligence atau kecerdasan majemuk.

 

Teori kecerdasan majemuk menawarkan pandangan yang lebih luas mengenai kecerdasan, serta menyarankan bahwa kecerdasan adalah sesuatu yang berkesinambungan dan dapat dikembangkan seumur hidup. Jadi, kecerdasan majemuk adalah cara pandang baru terhadap kecerdasan, dari kecerdasan yang bersifat pasti dan tunggal menjadi bersifat majemuk dan relatif.

 

Sebelum kita memahami 8 kecerdasan majemuk, sebelum kita menggunakan kecerdasan majemuk, mari kita pahami dahulu 6 prinsip kecerdasan majemuk berikut ini:

Prinsip Kecerdasan Majemuk 1: Kecerdasan adalah kemampuan yang bervariasi

 

Mengenali kecerdasan anak bukan bertujuan untuk membuat peringkat, seperti yang sudah sering kita jumpai dalam tes IQ atau seleksi masuk di kelas khusus. Kecerdasan adalah variasi yang membedakan antara anak yang satu dengan anak yang lain secara horisontal, bukan vertikal. Anak-anak dengan kecerdasan relasi berbeda dengan anak-anak dengan kecerdasan diri, begitu juga anak-anak dengan kecerdasan angka, ruang, musik dan sebagainya. Karena itu, anak yang pintar berhitung bukan berarti lebih pandai dari anak yang suka melantunkan lagu atau menari.

 

Prinsip Kecerdasan Majemuk 2: Kecerdasan adalah preferensi

 

Preferensi dapat diartikan kesesuaian. Dalam diri setiap anak mengandung berbagai kecerdasan. Hanya satu atau beberapa kecerdasan yang lebih menonjol dibanding yang lainnya. Dengan kecerdasan yang menonjol inilah seseorang melakukan penyesuaian dengan berbagai kondisi baru, misalnya pengambilan keputusan, memecahkan persoalan, serta memandang dan mengelola lingkungan. Contoh, anak dengan kecerdasan musik, apakah ia tidak bisa berhitung atau berlogika? Anak dengan kecerdasan musik masih bisa memahami, menganalisa dan memecahkan persoalan seperti halnya anak dengan kecerdasan angka. Namun dalam melakukan itu semua, anak dengan kecerdasan musik menggunakan ketukan dan irama untuk memahami, menganalisa dan memecahkan persoalan. Inilah yang disebut sebagai kesesuaian.

 

Prinsip Kecerdasan Majemuk 3: Setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan 

 

Kecerdasan majemuk tidak bersifat tipikal (type theory). Artinya, seseorang tidak hanya memiliki satu jenis kecerdasan yang sesuai dengan dirinya. Kecerdasan majemuk adalah teori fungsi kognitif yang menyatakan bahwa setiap orang punya kedelapan jenis kecerdasan. Kedelapan kecerdasan berfungsi secara bersama-sama dengan cara yang unik untuk setiap orang. Untuk beberapa orang, mungkin memiliki kekuatan di hampir semua kecerdasannya, misalnya saja Johann Wolfgang von Goethe, seorang penyair Jerman, yang sekaligus seorang negarawan, ilmuwan, dan filsuf. Artinya, boleh dibilang Goethe memiliki kecerdasan aksara, kecerdasan angka, dan kecerdasan diri. Sementara itu, ada orang yang seluruh kecerdasannya belum berkembang dengan baik, meskipun tetap ada kecerdasan yang menonjol. Kebanyakan orang berada diantara dua orang tersebut, yaitu berkembang di sebagian kecerdasan dan kurang berkembang di bagian yang lain.

 

Prinsip Kecerdasan Majemuk 4: Orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan hingga mencapai kapasitas yang dibutuhkannya

 

Menurut Gardner, meskipun seseorang mengalami kekurangan pada sebuah atau beberapa jenis kecerdasan, setiap orang punya kapasitas untuk mengembangkan semua kecerdasannya jika diberikan dorongan dan bantuan yang tepat. Misalnya, meningkatkan kemampuan musik dapat dirangsang oleh kombinasi lingkungan yang tepat, seperti mendengarkan musik klasik sejak bayi, orang tua yang menyukai musik dan sebagainya. Begitu pula melatih kemampuan ruang dengan menggambar atau melakukan perjalanan keliling kota.

 

Prinsip Kecerdasan Majemuk 5: Beragam kecerdasan bekerja bersama dengan cara yang kompleks

 

Menurut Gardner, tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri tanpa kecerdasan lain. Kalaupun ada, pasti karena kasus khusus, seperti kerusakan pada otak karena kecelakaan. Dalam sebuah pekerjaan, orang mungkin menggunakan berbagai kecerdasan sekaligus. Seperti memasak yang membutuhkan kemampuan membaca resep (kecerdasan aksara), menakar dan melakukan langkah-langkah sistematis (kecerdasan angka), serta menyesuaikan menu dengan selera keluarga (kecerdasan relasi).

 

Prinsip Kecerdasan Majemuk 6: Ada banyak cara untuk cerdas pada setiap jenis kecerdasan

 

Tidak ada standar baku bahwa seseorang harus memenuhi sejumlah atribut tertentu untuk menjadi cerdas pada area yang spesifik. Karena itu, mungkin saja ada orang yang kesulitan membaca, meskipun memiliki kecerdasan aksara yang baik. Hal ini bisa disebabkan oleh ketidakmampuan menceritakan hal-hal yang menakutkan, atau memiliki kosa kata yang lebih kaya dalam pengucapan (oral vocabulary). Kecerdasan majemuk menekankan pada perbedaan cara dalam menunjukkan kecerdasan di antara kecerdasan yang ia miliki.

 

Sumber : [http://blog.temantakita.com/prinsip-kecerdasan-majemuk/]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *