PANTASKAH KITA SOMBONG?

Sering kali, manusia yang telah dipilih Allah sebagai khalifah di muka bumi ini, terpedaya dengan titipan-Nya. Kita, sengaja atau tidak, sering berlaku sombong.

Misal, ketika diberi jabatan kita sombong sehingga anti dekat-dekat dengan yang menjadi bawahan. Atau, ketika diberi amanah sebagai orangtua, kita sombong kepada mereka yang belum dititipi anugerah seorang anak.

Lain waktu, ketika diberi fasilitas yang lebih nyaman, misalnya telah mempunyai rumah, kita sombong sehingga alergi pada mereka yang belum mempunyai tempat berteduh. Atau, ketika jasmani kita begitu sempurna, tak ada cela sedikitpun, kita sombong sehingga mencibir mereka yang diuji dengan jasmani yang tak biasa.

Bahkan, kita pun sering sombong pada Allah, ketika kita ‘dipanggil’ oleh seruan Adzan, kita seolah-olah tak mendengar. Acuh pada pemilik waktu. Padahal kita mendengar menggunakan telinga yang diberikan olehNya.

Pun dengan kesombongan-kesombongan lain, yang tak terasa telah kita lakukan. Allahu akbar!

Cobalah kita ambil cermin. Lalu tatap pantulan cermin itu lekat-lekat. Adakah, dari semua yang terpantul itu, benar-benar milik kita? Tidak. Apa yang kita miliki di dunia ini, baik fisik maupun materi, dan segalanya, hanyalah titipan dari-Nya.

Bagaimana kita akan sombong pada yang lain, padahal kita diciptakan dari unsur yang sama, tanah. Dan kelak akan kembali ke tempat yang sama pula, tanah. Bagaimana pula kita akan sombong terhadap makhluk lain, bila saat kiamat nanti semua merasakan mati.

Ah, ya. Coba rasakan nafas yang sedang kita gunakan. Resapi perlahan. Adakah itu milik kita? Tidak. Karena sejatinya, nafas ini milik Allah. Sehingga, bila nafas yang kita gunakan ini, ‘diambil’ oleh Allah sebagai pemiliknya, apa yang bisa kita perbuat? Tidak ada.

Jadi, jika nafas saja kita tak punya, mengapa kita harus sombong dengan hal-hal lain yang juga sebenarnya ‘titipan’ dariNya, yang sewaktu-waktu akan diambil olehNya, dengan atau tanpa persetujuan kita.

Sekali lagi, tanyalah pada nurani paling dalam, bukankah kita hanya dititipi saja olehNya? Ya.

Lalu mengapa kita begitu sombong dengan ‘barang titipan’?
Lagi pula, yang berhak sombong itu hanya Allah SWT. Karena Dialah pemilik langit dan bumi beserta segala isi yang ada di antara keduanya. Termasuk kita, manusia, yang begitu kecil di alam semesta ini. Bagaimana mungkin, kita hendak lancang menggunakan pakaian kebesaran Allah, Rabbul ‘alamin.

Maka, bolehlah kita bertanya pada cermin yang ada di kehidupan ini, pantaskah kita yang bahkan nafas pun tak kuasa memiliki, menjadi sombong? Mari, sama-sama berbenah hati dan berlindung padaNya dari sifat yang menyebabkan syaiton diusir dari surga ini, agar kita menjadi sebaik-baik khalifah di muka bumi. Bukan khalifah yang tak tahu diri.

Sumber : http://bersamadakwah.net/pantaskah-kita-sombong/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *