MEMBANGUN KELUARGA SAKINANH DI DALAM RUMAH

Setiap suami wajib mendidik istri dan anak-anak untuk komitmen dengan aqidah dan syari’ah Islamiyah, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi setiap larangan-Nya, membina dan mendidik keluarga agar supaya mendapat rahmat dan belas kasih Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT telah memerintahkan dalam firmannya:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kami-lah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat yang baik itu adalah bagi orang yang bertaqwa.” (QS. Thaha: 132)

Al Qur’an memberi tauladan melalui gambaran Siti Hajar yang mampu ditinggal suami di Padang yang gersang dengan kewajiban mendidik putranya Ismail. Atau seperti Istri Fira’un yang tetap beriman dan mentaati Allah kendati dalam cengkraman suami yang zhalim.

Sebaliknya jangan sampai kita mempunyai istri seperti istri Nabi Nuh dan Istri Nabi Luth. Kendati mereka di bawah kendali hamba Allah yang shaleh, ternyata keduanya berkhianat, yaitu tidak mematuhi suaminya secara total. Akibatnya mereka dihukum Allah dengan azab yang pedih. Sebagai seorang pemimpin keluarga hendaknya mempunyai kiat khusus untuk menjadikan keluarganya tetap pada jalan Allah SWT yang benar, antara lain:

1. Mengadakan ta’lim (pengajaran) bagi anggota keluarga

Hal ini sangat penting sekali bagi pemimpin keluarga dalam membina rumah tangga untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka sebagai pelaksanaan perintah Allah SWT dalam surat At Tahrim ayat : 6

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

2. Membuat perpustakaan Islam di dalam rumah

Perkara ini bisa menjadi penunjang pemimpin keluarga dalam pengajaran rumah tangga, penyediaan buku-buku islami sangat membantu mereka beriltizam dengan membuat maktabah islamiyah (perpustakaan Islam) di dalam rumah serta menganjurkan semua anggota keluarga untuk membacanya. Misalnya diletakkan di pojok rumah bagian dalam yang bersih dan rapi, seperti di dalam kamar tidur, ruang tamu dan memberikan kenyamanan bagi yang ingin membaca secara terus menerus.

Perpustakaan Islam di dalam rumah hendaknya terdiri dari tingkatan-tingkatan yang berbeda. Misalnya untuk orang dewasa atau maupun anak kecil, laki-laki maupun perempuan. Juga perlu disediakan buku sebagai hadiah bagi tamu, sanak saudara, teman dengan diupayakan yang bermanfaat bagi kehidupan mereka.

3. Membuat pustaka audio di rumah

Keberadaan tape recorder atau DVD player di dalam rumah memungkinkan bagi anggota keluarga untuk menggunakan dalam kebaikan dan keburukan, maka bagaimana cara memanfaatkan fasilitas tersebut supaya bermanfaat dan mendapatkan barakah dari Allah. Salah satu cara untuk mewujudkan hal itu dengan cara membuat pustaka audio di dalam rumah yang terdiri atas kaset-kaset islami yang baik milik para ulama’, penceramah-penceramah, khatib-khatib dan para pemberi nasehat kebaikan.

Pengaruh bagi anggota keluarga dalam mendengarkan kaset-kaset murottal yang khusyu’ misalnya, menambah hafalan mereka disebabkan berulang-ulang mendengarnya, keluarga lebih terjaga mendengarkan murottal al Quran daripada mendengarkan nyanyian-nyanyian dari setan.

4. Mengajak teman atau sanak saudara yang beriman dan baik untuk berkunjung ke rumah.

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلا تَبَارًا

“Ya Tuhanku! ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan”.

Masuknya orang-orang yang berkunjung ke rumah dapat menambah cahaya keimanan di dalam rumah. Hal itu bisa terjadi dari perkataan-perkataan, tingkah laku, dan etika mereka. Jika engkau memasukkan orang yang beriman dan baik ke dalam rumahmu berarti engkau telah mencegah masuknya keburukan dan kerusakan.

Akhlak keluarga merupakan basis dasar yang akan menjaga keseluruhan bangunan masyarakat Islam. Keluarga harus mendapatkan perioritas utama untuk didakwahi dan dibina sehingga mereka dapat diandalkan dalam membentuk lingkungan yang baik.

Sumber : http://bersamadakwah.net/membangun-keluarga-sakinah-di-dalam-rumah/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *