ASYINYA BELAJAR AL QUR’AN

dakwatuna.com – Ayah-Bunda, sebagai muslim, tentu kita merasa bahagia melihat anak-anak kita senang belajar Alquran. Karena, salah satu kewajiban orangtua adalah mengajarkan Alquran kepada anak-anaknya. Demikian pula, salah satu kewajiban anak adalah belajar Alquran. Namun sayangnya, kewajiban ini kerapkali terlalaikan. Orang tua lebih sering menanyakan kepada anak-anaknya tentang nilai-nilai pelajaran di sekolah daripada menanyakan perkembangan bacaan Alqurannya.

Sungguh sedih menyaksikan banyak remaja muslim yang tidak mampu membaca Alquran. Kalaulah masih terbata-bata membacanya, itu masih lebih baik. Akan tetapi, masih banyak remaja muslim yang tidak mampu membacanya sama sekali. Kenapa hal ini terjadi? Tentu saja karena orangtua tidak pernah atau jarang mengajarkan Alquran kepada anak-anaknya. Padahal, ini adalah salah satu hak anak yang harus ditunaikan oleh orangtuanya.

Kalaulah orangtua tidak mampu mengajarkannya, semestinya mereka memasukkan anak-anaknya ke Taman Pendidikan Alquran atau meminta tetangganya yang bisa untuk mengajarkan Alquran kepada anak-anak mereka. Sungguh, kelak orangtua akan dimintai pertanggungjawabannya tentang hal ini. Karena itu, mari kita ajarkan Alquran kepada anak-anak kita sejak dini. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya agar anak-anak tertarik untuk belajar Alquran? Setidaknya ada empat metode mengajarkan Alquran yang bisa dipraktikkan oleh orangtua.

Pertama, mengajarkan Alquran menggunakan gambar atau poster. Buatlah gambar atau poster yang menggambarkan sesuatu, kemudian berikan penjelasannya dengan ayat Alquran. Misalnya, gambar mulut yang ditutup lakban. Hiasi dengan warna-warna yang cerah, seperti merah, hijau, kuning, dan biru. Perlihatkan gambar tersebut kepada anak. Minta anak menyebutkan gambar apakah itu.

Kemudian, orang tua memberikan penjelasan tentang gambar itu yang dikaitkan dengan ayat Alquran. Dalam contoh ini, orang tua menjelaskan bahwa kita harus mampu menjaga mulut kita. Tidak boleh mengatakan perkataan buruk. Hanya perkataan baik yang boleh diucapkan oleh mulut kita. Bacakan ayat Alqurannya, misalnya surat Al-Ahzab ayat 70, “Wahai orang-orang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”

Kedua, mengajarkan Alquran melalui cerita. Di dalam Alquran terdapat cerita-cerita menarik, seperti kisah binatang, kisah penciptaan alam semesta, api, cahaya, matahari, bulan, dan bintang. Ada pula kisah para nabi dan rasul, tokoh-tokoh terpuji, dan tokoh-tokoh tercela. Ceritakan kisah-kisah itu kepada anak. Kemudian, bacakan ayat Alquran yang menerangkan tentang cerita tersebut. Misalnya, kisah Nabi Sulaiman yang berdialog dengan burung Hud-hud.

Alquran menerangkan, “Maka tidak lama kemudian (datanglah Hud-hud), lalu ia berkata, ‘Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba membawa suatu berita yang meyakinkan.’” (QS. An-Naml [27]: 22).

Ketiga, menempelkan pesan-pesan Alquran di rumah. Misalnya, Alquran memerintahkan kita untuk menjaga kebersihan. “Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri.” (QS. At-Taubah [9]: 108).

Tempelkanlah tulisan, “Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri.” Ketika anak terlupa membuang bungkus permen sembarangan, ingatkan anak melalui tulisan pesan Alquran tersebut. Kemudian, Anda bacakan ayatnya dan minta anak mengikutinya.

Keempat, mengajarkan Alquran melalui bahasa tubuh. Anda baca suatu ayat yang menerangkan tentang suatu hal. Kemudian, Anda ekspresikan pesan ayat tersebut melalui bahasa tubuh. Ulangi ekspresi melalui bahasa tubuh tersebut, lalu minta anak membacakan ayatnya. Misalnya, Anda membaca ayat yang menerangkan perintah berbakti pada orangtua.

            “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra [17]: 23).

Kemudian, Anda sampaikan pesan ayat tersebut dengan ekspresi bahasa tubuh, yaitu dengan meminta anak Anda memeluk Anda, mencium tangan Anda, lalu Anda balas dengan mencium pipinya dan mendoakannya sambil mengusap kepalanya.

Ayah-Bunda, dengan keempat metode tersebut, insya Allah anak-anak akan senang belajar Alquran. Ketika anak sudah merasa senang, baru Anda masuk ke cara membaca Alquran yang benar sesuai tajwid. Selain itu, hal yang juga penting adalah keteladanan orangtua. Orangtua harus rajin membaca Alquran sebagai teladan bagi anak-anaknya. Karena, anak meniru dan menyontoh apa yang dia lihat pada orangtuanya.

Sumber : http://www.dakwatuna.com/2015/03/21/66069/asyiknya-belajar-alquran/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *